Wednesday, 22 August 2007

APP dan Riau Pulp Terancam Berhenti Operasi Oktober

Jakarta - Dua perusahaan kertas dan pulp raksasa, Asia Pulp and Paper (APP) milik kelompok Sinarmas dan PT Riau Andalan Pulp and Paper terancam terhenti beroperasi pada Oktober 2007 karena minimnya bahan baku akibat operasi pemberantasan illegal logging.

Pengusaha industri berbasis kehutanan terancam melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) terhadap ratusan ribu buruhnya terkait operasi pemberantasan illegal logging yang dilakukan oleh kepolisian 8 bulan terakhir ini.

Hal dikatakan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi dalam jumpa pers di kantornya, Plaza Great River, Kuningan, Jakarta, Rabu (15/8/2007).

Dalam acara tersebut salah seorang pengusaha industri perkayuan yaitu PT Riau Andalan Pulp and Paper terancam terhenti operasinya pada bulan Oktober.

"Saat ini produksi bahan mix kita 100 persen harus memakai kayu akasia dan stoknya terbatas, September akan berkurang drastis dan Desember sudah habis sama sekali sehingga operasi kita terhenti," ujar Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Rudi Fajar.

Dia menceritakan bahwa semenjak awal Februari 2007 hingga sekarang illegal logging berdampak terhadap bisnis perusahaannya dimana dia harus merubah sumber-sumber kayu yang sudah direncanakannya karena dilarang kepolisian.

"Jika sumber kayu diubah berarti ada produk yang harus dihentikan, dan hal ini membuat customer kita kecewa, saat ini untuk transportasi juga harus dilakukan efisiensi, dulu kita memakai 1000 truk sekarang menjadi 500 truk, dan ini berarti mematikan pekerjaan para supir-supir, kami khawatir harus melakukan PHK terhadap para pekerja kami," paparnya.

Fajar mengatakan bahwa jumlah tenaga kerjanya yang terancam di PHK terkena dampak tersebut adalah sekitar 200 hingga 250 ribu orang. "Devisa juga akan berkurang pada bulan Oktober menjadi 0 persen atau kita kehilangan US$ 100 juta, apalagi 80 persen hasil produksi kita untuk ekspor," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, salah satu perusahaan di bidang yang sama yaitu PT Indah Kiat Pulp & Paper (grup APP) yang diwakili oleh Direkturnya yaitu Joice Budisusanto mengatakan bahwa perseroan berpotensi kehilangan pendapatan sebesar US$ 300 miliar.

"Sementara untuk karyawan yang terancam PHK sebanyak 300 ribu orang yang direct, sementara yang indirect adalah sebanyak 500 ribu orang, produksi kita juga terganggu karena biasanya kita memproduksi 2 juta ton setiap tahunnya yang sebagian besar untuk ekspor," paparnya.

(detik.com)

No comments: